DP BBM Cucu Saidah & Faisal Rusdi tayang Hitam Putih Trans7 
"Hanya gerakan cinta untuk mengatasi semua kesulitan"


Cucu Saidah: Aktivis Disabilitas Tanpa Batas
Ditulis oleh Fajar Sodiq


Cucu Saidah pantas disebut sebagai potret aktivis perjuangan disabilitas tanpa batas karena. Ia menimba ilmu dan pengalaman di berbagai negara dan mengabdikan diri untuk kepentingan penyandang disabilitas di berbagai medan. Nama Cucu Saidah mulai dikenal banyak kalangan ketika merintis dan memimpin Bandung Independent Living Center (BILiC), aktivitas penguatan dan dorongan hidup mandiri bagi penyandang disabilitas di kawasan Bandung.



Perjuangan Sejak Lahir
Berbagai kesempatan belajar di luar negeri mengantar Cucu berkiprah di berbagai arena dunia disabilitas. Selain di BILiC, penyandang tunadaksa ini pernah bekerja untuk Bank Dunia, Hellen Keller International, dan terakhir Handicap International. Pengabdi sosial disabilitas tanpa batas.

sosok7 4Cucu Saidah lahir di Garut, Jawa Barat, 14 Januari 1975, sebagai anak bungsu dari tujuh anak pasangan keluarga pedagang, Didik Winata dan Nana. Sejak bayi Cucu mengalami disabilitas. Dia mengalami kelainan pada kedua kaki, sebelah kanan lebih panjang dibandingkan yang kiri. Dia pun harus bergerak menggunakan tongkat atau kursi roda.

Kondisi itu membuat Cucu tumbuh dalam aneka keterbatasan. Namun, semangat hidupnya besar. Lulus dari sekolah dasar di SLB-D YPAC Bandung, dia memilih masuk sekolah umum, di SMPN 29. Dari sana ia melanjut ke SMA 15, kemudian ke Fakultas Pendidikan Luar Biasa di Universitas Pendidikan Indonesia (dulu IKIP) Bandung.

Keterbatasan fisik membuat Cucu mau tidak mau menerima aneka diskriminasi. Contohnya, saat pelajaran olah raga, ketika siswa lain bermain di lapangan, ia hanya di kelas menunggu tas teman-temannya. “Dulu sih nrimo-nrimo saja dan tidak mempermasalahkan,” kenangnya. Semakin dewasa, ia menyadari pengalamannya itu salah satu bentuk diskriminasi.

Cucu mengalami perubahan pemikiran yang drastis setelah mengikuti pelatihan leadership dan mendapatkan ilmu independent living di Jepang. Ceritanya, setelah lulus dari UPI, Cucu bekerja sebagai instruktur di YPAC Bandung. Pekerjaan itu membuka peluang untuk pengikuti pendidikan leadership di Jepang. Cucu sempat melamar dua kali, sebelum diterima pada tahun 2001.

sosok7 2Selama satu tahun, bersama sembilan orang rekan dari Asia Pasifik, Cucu mempelajari ilmu mengenai independent living dan kesetaraan disabilitas. Setelah kembali ke Bandung, dia bertekad mengaplikasikan ilmu yang didapat di Jepang. “Di negara tersebut saya merasakan adanya kesetaraan dan sisi aksesbilitas pun terpenuhi,” ujarnya.

Cucu pun mulai merintis Bandung Independent Living Center (BILiC) bersama beberapa teman aktivis penyandang disalibilitas, antara lain Faisal Rusdi, penyandang celebral palsy yang berprofesi sebagai pelukis, temannya ketika sekolah di YPAC.


Keromantisan Pasangan Disabilitas, Faisal Rusdi & Cucu Saidah

~Semoga dapat memberikan semangat kepada kita semua~

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top